Transparansi Rasional Menjawab Tantangan Islam Liberal

Selasa, Maret 20, 2012

 

Awal abad 21, Jamrud khatulistiwa kedatangan tamu idiologi baru yang dikenal dengan sebutan ‘Pemikiran Liberal’, mereka mengajak memprovokasi dan memaksa publik muslim agar membuang hazanah pusaka warisan leluhurnya ke tong-tong sampah. Setelah itu mereka mengajak berdialog untuk merumuskan agama baru yang beridentitaskan;

  • Akal sebagai tuhannya
  • Pemikir-pemikir orientalis sebagai para nabi
  • Buku-buku orientalis sebagai kitab suci
  • Salman Rusydi sebagai wali kutub
  • The Satanic Verses sebagai satu-satunya referensi suluk
  • Mencaci maki para nabi, sahabat, tabi’in dan para ulama sebagai ritual resmi

Kalau pemikiran-pemikiran seperti itu terlanjur menghegemoni pemahaman publik muslim, tidak mustahil suatu saat ketika terdengar nama Iblis disebut, spontan orang-orang akan menjawab ‘Rodiyallahu ‘Anhu’. Na’udzubillah.


Berangkat dari situ, kami yang miskin ilmu, pemahaman, informasi dan bacaan, untuk kedua kalinya diutus guru kami, K.H. Muh. Najih Maemoen, untuk ikut memberi sedikit kontribusi kepada umat Islam agar tetap konsis dengan Islamnya Muhammad SAW. dengan metode pemahaman sahabat; generasi terbaik umat ini, setelah dulu kami juga diperintah menulis sekilas jawaban terhadap pemikiran liberal yang berjudul; “Ancaman dan Bahaya Islam Liberal”.






Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

 

Facebook Gue