Menangkal Kesesatan-kesesatan pandangan
Ulil Abshar Abdalla
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kita
meyakini kebenaran akidah-akidah para ulama salafussholih dan menyelamatkan
kita dari kesesatan orang-orang kafir dan munafik. Saya bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Kesaksian yang akan
menyelamatkan mereka yang meyakininya dari fitnah kubur dan siksa neraka. Dan
saya juga bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan rasul-Nya. Nabi yang
menjadi suri teladan bagi orang-orang shalih. Shalawat, salam dan keberkahan
semoga senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarga dan para sahabat yang
suci. Amma ba’du
Adanya gerakan yang berusaha menghancurkan
Islam atas nama NU. Gerakan ini muncul dengan kemasan baru yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh NU dan dari berbagai
kalangan semisal Nurkholis Madjid, Abdurrahman Wahid, Masdar Farid Mas’udi,
Said Aqil Siradj, Azyumardi Azra, Luthfi Syaukani, Jalaluddin Rahmat, Budhi Munawwar
Rahman, Alwi Shihab dan Ulil Abshar Abdalla. Saya tidak menyangka gerakan
mereka akan sampai meruntuhkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dasar-dasar dan
akidah Islam sebagaimana pandangan-pandangan Ulil Abshar yang dimuat dalam
harian Kompas.
Di
dalam risalah kecil ini saya berniat untuk menulis akidah-akidah saya dan
guru-guru saya serta ulama salaf seputar Islam, syariat Islam, dan nabi
Muhammad SAW . Tulisan ini adalah argumentasi dari saya kepada Allah bahwa saya
tidak setuju dengan sepak terjang mereka. Barangkali dengan tulisan ini mereka
kembali ke jalan yang benar dan memohon ampunan kepada Allah.
Di bawah ini adalah tulisan-tulisan berbahasa Indonesia
dari Ulil Abshar Abdalla yang selanjutnya atas izin Allah kami akan memberikan
tanggapan-tanggapan menyangkut persoalan akidah-akidah yang benar di bawahnya.
Kami memohon kepada-Nya agar kami senantiasa memegang teguh aqidah tersebut dan
menghidupkan serta mematikan kami dalam keadaan meyakini kebenarannya .
Sesungguhnya Dia adalah Dzat yang
membimbing siapapun yang dikehendaki untuk menempuh jalan yang benar. Shalawat
dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi-Nya yang mulia Muhammad
SAW, keluarga, dan para Shahabat.
MENYEGARKAN KEMBALI PEMAHAMAN ISLAM
Saya
meletakkan Islam pertama-tama sebagai sebuah “organisme” yang hidup; sebuah
agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Islam
bukan sebuah monument mati yang dipahat pada abad ke 7 Masehi, lalu dianggap
sebagai “patung” indah yang tak boleh disentuh tangan sejarah.
Saya melihat kecenderungan untuk “memonumenkan” Islam
amat menonjol saat ini. Sudah saatnya suara lantang dikemukakan untuk
menandingi kecenderungan ini.
§
|
Kami
meyakini bahwa Islam adalah satu–satunya agama haq yang diridloi Allah SWT.
Yang mana setelah diutusnya nabi Muhammad SAW Dia tidak akan menerima agama apapun yang kita
peluk selain Islam. Islam bukanlah organ tubuh, binatang, manusia, atau
makhluq apalagi patung yang dimonumenkan.
|
Saya mengemukakan sejumlah pokok
pikiran di bawah ini sebagai usaha sederhana menyegarkan kembali pemikiran
Islam yang saya pandang cenderung membeku, menjadi “paket” yang sulit didebat
dan dipersoalkan: paket Tuhan yang disuguhkan kepada kita semua dengan
sederhana, take it or leave it ! Islam yang disuguhkan dengan cara demikian,
amat berbahaya bagi kemajuan Islam sendiri.
§
|
Kami meyakini bahwa Islam telah
meraih ketinggian dan keagungan dengan dirinya sendiri. Ketinggian dan keunggulan
Islam atas agama lain tidak membutuhkan kemajuan dan peradaban ummatnya.
Malapetaka yang menimpa ummat Islam dan dosa-dosa mereka tidak bisa
ditimpakan kepada Islam tetapi kepada ummat Islam.
|
Jalan satu-satunya menuju kemajuan Islam adalah dengan
mempersoalkan cara kita menafsirkan agama ini. Untuk menuju ke arah itu , kita
memerlukan beberapa hal.
Pertama,
penafsiran Islam yang non-literal, substansial, kontekstual, dan sesuai dengan
denyut nadi perubahan manusia yang sedang dan terus berubah.
§
|
Islam adalah satu-satunya agama Haq, meskipun dunia dan
seisinya mengalami perubahan. Allah berfirman:
) إن تكفروا فإن الله غني عنكم ولا يرضى لعباده الكفر وإن تشكروا
يرضه لكم (
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah
tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridloi kekafiran bagi hamba-Nya;
dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridloi bagimu kesyukuranmu itu” (QS
Azzumar:7).
|
Kedua,
penafsiran Islam yang dapat memisahkan mana unsur-unsur di dalamnya yang
merupakan kreasi budaya setempat, dan mana yang merupakan nilai fundamental.
Kita harus bisa membedakan mana ajaran dalam Islam yang merupakan pengaruh kultur Arab dan mana yang
tidak.
§
|
Islam
tidak terpengaruh oleh kultur Arab
malah Islam lah yang mem-pengaruhi kultur Arab dan membenahi moralitas serta
tradisi-tradisinya yang destruktif. Ajaran dan hukum Islam tidak seluruhnya
berisi hal-hal yang difardukan dan kewajiban-kewajiban. Tetapi ia mencakup
prinsip-prinsip akidah, kewajiban-kewajiban far’iyyah serta hal-hal yang
disunnahkan dan dimubahkan.
|
Islam
kontekstual, dalam pengertian, nilai-nilainya yang universal harus
diterjemahkan, dalam konteks tertentu, misalnya konteks Arab, Melayu, Asia
Tengah dan seterysnya. Tetapi bentuk-bentuk Islam kontekstual itu hanya
ekspresi budaya, dan kita tidak wajib mengikutinya.
Aspek-aspek
Islam yang merupakan cerminan kebudayaan Arab, misalnya, tidak usah diikuti.
Contoh, soal jilbab, potong tangan, qishash, rajam, jenggot, jubah, tidak wajib
diikuti, karena itu hanya ekspresi local particular dalam Islam.
§
|
Wanita-wanita
Arab pra Islam tidak mengenakan jilbab. Dalam masyarakat Arab pun tidak
berlaku hukum potong tangan sebagai sanksi tindakan pencurian, qishash dan
rajam. Malah mereka tidak memiliki sistem hukum kemasyarakatan yang legal.
Mereka hanya menerapkan hukum-hukum adat dan sisa-sisa dari agama nabi
Ibrahim a.s. Adapun menggunakan jubah, qamis, serban dan memanjangkan jenggot
maka hal ini bukanlah termasuk yang diwajibkan dalam Alqur’an namun hanya
bersifat Sunnah Nabi SAW.
|
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer