Sabtu, Juli 30, 2011




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Kebobrokan Tafsir Hermeneutika

Akar Masalah Hermeneutika

  Istilah Hermeneutika, dipinjam dari bahasa Inggris, hermeneutics; kata yang sama sebelumnya dipinjam dari bahasa Yunani Kuno (Greek), hermeneutikos. Secara harfiah, kata ini pernah digunakan oleh Aristoteles dalam karyanya, Peri Hermeneias, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan De Interpretatione; dan baru kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan On the Interpretation. Sebelumnya, al-Fârabi (w. 339 H/950 M), telah menerjemahkan dan memberi komentar karya Aristotle tersebut dalam bahasa Arab dengan judul: Fi al-'Ibârah.

  Aristoteles sendiri ketika menggunakan kata Hermeneias, tidak mengunakannya dengan konotasi istilah, seperti yang berkembang pada saat kini. Hermeneias yang dikemukakannya, menyusul karyanya, Categorias, hanya untuk membahas fungsi ungkapan dalam memahami pemikiran, serta pembahasan tentang satuan-satuan bahasa, seperti kata benda (noun), kata kerja (verb), kalimat (sentence), ungkapan (proposition), dan lain-lain yang berkaitan dengan gramatika. Ketika membicarakan hermeneias, Aristoteles tidak mempersoalkan teks, ataupun mengkritik teks. Yang menjadi topik pembahasan Aristoteles adalah interpretasi itu sendiri, tanpa mempersoalkan teks yang diinterpretasikan.

  Secara harfiah, barangkali terjemahan al-Fârabi lebih pas, ketika hermeneuias diterjemahkan dengan 'ibarah, yang mempunyai konotasi ungkapan bahasa dalam menunjukkan makna tertentu. Inilah, barangkali makna harfiah hermeneutika yang lebih tepat. Dan, pada awalnya hanya digunakan dalam konteks harfiahnya saja.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Ushul Fikih Palsu Kaum Liberal

 

Ushul Fikih Kaum Liberal, Memangnya Ada?

  Apakah kaum liberal, seperti Jaringan Islam Liberal (JIL), mempunyai ushul fiqih? Pertanyaan ini harus dijawab dulu. Jangan-jangan setelah capek-capek mengkritik secara serius, ternyata mereka tidak memilikinya. Ini sama saja dengan memasak pepesan kosong.

  Untuk itu, patut diketahui dulu pengertian ushul fikih serta apa saja yang menjadi cakupan studi ushul fikih. Menurut ulama ushul fikih mazhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali, ushul fikih adalah kaidah-kaidah (qawâ’id) yang dapat mengantarkan pada penggalian (istinbâth) hukum syariat dari dalil-dalilnya yang terperinci (asy-Syaukani, Irsyâd al-Fuhûl, hlm. 3; Wahbah az-Zuhaili, Ushûl al-Fiqh al-Islâmî, jld. I, hlm. 23-24). Sedangkan menurut ulama mazhab Syafii, ushul fikih adalah pengetahuan mengenai dalil-dalil fikih yang bersifat global, tatacara pengambilan hukum dari dalil-dalil itu, serta keadaan orang yang mengambil hukum (al-Amidi, Al-Ihkâm fî Ushûl al-Ahkâm, jld. I, hlm. 10).

Dari berbagai definisi itu, topik (mawdhû’) ushul fikih menurut Muhammad Husain Abdullah (Abdullah, Al-Wadhîh fî Ushûl al-Fiqh, hlm. 29), meliputi 4 (empat) kajian, yaitu:

(1) Kajian tentang dalil-dalil hukum yang bersifat global (al-adillah al-ijmâliyyah), misalnya al-Qur’an, as-Sunnah, Ijma, Qiyas, dan seterusnya.

(2) Kajian tentang hukum syariat (al-hukm asy-syar’î) dan hal-hal yang terkait dengannya, seperti definisi hukum syariat dan macam-macamnya.

(3) Kajian tentang cara memahami dalil (fahm al-dalîl) atau pengertian kata (dalâlah al-alfâzh), misalnya tentang manthûq (makna eksplisit) dan mafhûm (makna implisit).

(4) Kajian tentang ijtihad dan taklid, termasuk tatacara melakukan tarjîh (analisis) untuk memilih yang terkuat dari sekian dalil yang tampak bertentangan (ta’ârudh).

Nah, kalau definisi ushul fikih dan cakupan kajiannya itu diterapkan pada ide-ide ushul fikih kaum liberal, apakah mereka memang punya ushul fikih sendiri?


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Pluralisme Agama


  Pluralisme muncul sarat muatan politis, yang tak lebih sebagai respons politis terhadap kondisi masyarakat Kristen Eropa akibat perlakuan dikriminatif dari gerejaMenelusuri lahirnya gagasan liberalisme dan pluralisme agama. Gagasan Protestanistik yang kini digandrungi sebagian kaum Muslimin 

  Proses liberalisasi sosial politik, yang menandai lahirnya tatanan dunia abad modern, semakin marak. Disusul kemudian dengan liberalisasi atau globalisasi (baca: penjajahan model baru) ekonomi. Wilayah agama pun, pada gilirannya, dipaksa harus membuka diri untuk diliberalisasikan.
  Sejak era reformasi gereja abad ke-15, wilayah yurisdiksi agama telah direduksi, dimarjinalkan, dan didomestikasikan sedemikian rupa. Hanya boleh beroperasi di sisi kehidupan manusia yang paling privat. Dan saat ini, agama tetap masih dianggap tidak cukup kondusif (atau bahkan mengganggu) bagi terciptanya tatanan dunia baru yang harmoni, demokratis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan HAM seperti toleransi, kebebasan, persamaan, dan pluralisme. Seakan-akan semua agama adalah musuh demokrasi, kemanusiaan, dan HAM. Oleh karenanya agama harus mendekonstruksikan-diri (atau didekonstruksikan secara paksa) agar, menurut bahasa kaum liberal, merdeka dan bebas dari kungkungan teks-teks dan tradisi yang jumud serta sudah tak sesuai lagi dengan semangat zaman.
  Proses liberalisasi sosial politik di Barat telah melahirkan tatanan politik yang pluralistik yang dikenal dengan pluralisme politik". Liberalisasi agama harus bermuara pada terciptanya suatu tatanan sosial yang menempatkan semua agama pada posisi yang sama dan sederajat, sama benarnya dan sama relatifnya. Orang menyebutnya sebagai pluralisme agama



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Pluralisme, Klaim Kebenaran yang Berbahaya

  Dengan merelatifkan klaim-klaim kebenaran yang ada, secara implisit pluralisme seolah bertindak sebagai wasit yang mengontrol dan menjaga ketertiban permainan, termasuk mengeluarkan kartu merah

  Semua agama, baik yang mati maupun yang hidup, yang kuno maupun modern, yang teistik maupun non-teistik, lahir dan hadir lengkap dengan klaim kebenaran. Terlepas apakah klaim ini valid atau tidak, rasional atau irasional.

  Setidaknya ada tiga macam cara memandang klaim kebenaran, yaitu eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme. Eksklusivisme adalah kebenaran absolut hanya dimiliki agama tertentu secara eksklusif. Tidak memberikan alternatif lain, tidak memberikan konsesi sedikitpun, dan tidak mengenal kompromi.

  Klaim ini direpresentasikan oleh agama-agama semitik: Yudaisme, Kristen, dan Islam, yang ditopang dengan konsep yuridis tentang keselamatan. Yudaisme mempunyai doktrin the chosen people (masyarakat terpilih). Kebenaran, keshalihan, dan keselamatan hanya berdasar atas etnisitas yang sempit, yaitu bangsa Yahudi. Katolik punya doktrin extra ecclesiam nulla salus (di luar gereja tidak ada keselamatan) dan Protestan dengan doktrin outside Christianity, no salvation (di luar Kristen tidak ada keselamatan). Sementara Islam dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa inna ad-diena ‘inda Allahi al-Islam (sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Agama

  Defenisi agama di Barat terus menjadi polemik. Di Indonesia, para santri sudah mengatakan, "Semua Agama Sama". Boleh jadi, besuk akan ada kiai yang mengatakan, "Yesus Tuhan kita juga"

  Di pinggir jalan kota Manchester Inggris terdapat papan iklan besar bertuliskan kata-kata singkat ’s like Religion”. iklan itu tidak ada hubungannya dengan agama atau kepercayaan apapun. Di situ terpampang gambar seorang pemain bola dengan latar belakang ribuan supporter nya yang fanatic. Saya baru tahu kalau itu iklan klub sepakbola setelah membaca tulisan di bawahnya Manchester United Sepak bola dengan supporter fanatik itu biasa, tapi tulisan it’s lake religion itu cukup mengusik pikiran saya. Kalau iklan itu dipasang di jalan Thamrin Jakarta ummat beragama pasti akan geger. Ini pelecehan terhadap agama. Tapi di Barat agama bisa difahami seperti itu.

  Agama adalah fanatisme, kata para sosiolog. Bahkan ketika seorang selebritinya mengatakan My religion is song, sex, sand and champagne juga masih dianggap waras. Mungkin ini yang disinyalir al-Qur’an ara’ayta man ittakhadna ilaahahu hawaahu (QS.25:43).

  Pada dataran diskursus akademik, makna religion di Barat memang problematik. Bertahun-tahun mereka mencoba mendefinisikan religion tapi gagal. Mereka tetap tidak mampu menjangkau hal-hal yang khusus.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Jejak Kristen dalam Islamic Studies

  Di Indonesia, belakangan sejumlah cendekiawan Muslim mengimpor ide dan teori-teori pemikir Barat, yang kebanyakan diambil dari tradisi Kristen. Di mana, Islam diposisikan seolah-olah sebagai “agama yang kebenarannya belum final”
Oleh

  Dunia pemikiran Islam di Indonesia kini memasuki “wajah baru” menyusul membanjirnya arus pemikiran Barat dalam studi keislaman (Islamic studies). Berbagai perguruan tinggi, baik Islam maupun Kristen, menawarkan program Religious Islamic Studies yang banyak mengacu pada pola kajian Barat. Sekitar dua dekade lalu, banyak sarjana Islam mulai berbondong-bondong pergi ke Barat untuk belajar Islam.

  Lepas dari soal pro-kontra keunggulan dan kelemahan “metode Barat”, dukungan dana dan fasilitas akademik yang baik menyebabkan gelombang sarjana Muslim yang belajar Islamic studies ke Barat, sulit dibendung. Setiap tahun, ratusan sarjana Muslim Indonesia menyerbu McGill University, University of Leiden, Chicago University, Melbourne University, Hamburg University, dan sebagainya.

  Soal belajar memang bisa dimana saja. Yang penting adalah sikap dan daya kritis sarjana Muslim terhadap “sajian” Barat. Prof HM Rasjidi, misalnya, meskipun lulusan Sorbonne University, Prancis, ia mampu mengembangkan daya kritisnya terhadap gagasan-gagasan sekulerisasi. Prof Naquib al-Attas juga jebolan Barat (University of London), tetapi justru berhasil menyusun pola-pola kajian Islam untuk “menandingi” Barat.

  Yang menjadi pertanyaan, perlukah mengambil metode kajian keislaman (Islamic studies) dari Barat? Para penyokong gagasan ini biasanya beralasan bahwa metode Barat diperlukan untuk mengembangkan dan memecahkan kebekuan studi Islam, khususnya di lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Kritik Reinterpretasi dan Liberalisasi Penafsiran

  Kalangan JIL mengatakan al-Qur’an merupakan refleksi budaya primitif. Karena itu harus ditafsir ulang. Imam al-Ghazali mengatakan, penafsir al-Qur'an yang hanya menggunakan akal, tempatnya neraka

  Akhir-akhir ini kerap terdengar seruan perlunya penafsiran ulang alias reinterpretasi al-Qur’an dan ajaran Islam. Alasan yang sering dikemukakan antara lain karena kitab suci ini dikatakan merupakan refleksi dari dan reaksi terhadap kondisi sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat Arab Jahiliyah abad ke-7 Masehi yang primitif dan patriarkis. Karena itu, ayat-ayat al-Qur’an yang terkesan ‘menindas’ wanita, seperti membolehkan poligami, menekankan superioritas suami, mengatur pembagian warisan, ataupun yang terkesan tidak manusiawi (barbarian), seperti ayat-ayat jihad/qital dan hukum pidana (hudud), seperti soal potong tangan, qishash dan rajam, semua ini perlu ditinjau dan ditafsirkan kembali agar sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai demokrasi, perlu direinterpretasikan agar sesuai dengan denyut nadi peradaban manusia modern yang sedang dan terus berubah.

  Lebih jauh dari itu, sebagaimana diserukan oleh seorang aktivis JIL belum lama ini, Umat Islam harus mengembangkan suatu pemahaman bahwa penafsiran al-Qur’an dan ajaran Islam oleh ulama atau golongan tertentu bukanlah yang paling benar dan mutlak. Setiap orang dan golongan dihimbau agar menghargai hak orang dan golongan lain untuk menafsirkan al-Qur’an dan ajaran Islam “berdasarkan sudut pandangnya sendiri”. Tulisan ini bermaksud mengkritisi gagasan perlunya reinterpretasi al-Qur’an dan liberalisasi tafsir tersebut secara metodologis dan epistemologis.
 



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Membangkitkan Kembali Kajian Pergerakan Islam

Sabtu, Juli 23, 2011

  Meski tiap tahun mengalir puluhan atau bahkan ratusan makalah atau paper seputar “kajian Islam”, yang dipresentasikan dalam forum-forum reguler dan “bergengsi” seperti Annual Conference on Islamic Studies (ACIS), keprihatinan akan terdeteksinya krisis dalam kajian keislaman di negeri ini tidak dapat kita sembunyikan. Suburnya riset-riset akademik, entah secara mandiri atau dalam rangka memenuhi tuntutan “proyek” tertentu, tidak menjamin bahwa kajian Islam benar-benar sedang hidup, dalam pengertiannya yang eksistensial.

  Namun, bagaimana mungkin dikonstatasi bahwa terdapat suatu krisis, di tengah melimpahnya jumlah riset dan periset tentang “kajian Islam”, yang terus lahir dan mendapat dukungan struktural dari berbagai institusi kekuasaan yang berkepentingan dengan kelangsungannya? Bukankah hal ini menandai suatu fakta menggembirakan tentang kian besarnya daya tarik “kajian Islam” bagi para “pendatang baru” (newcomers), yang berharap mengukir prestasi tertentu di bidang ini? Di sini terletak persoalannya. Fakta tentang peningkatan kuantitas riset dan periset tentang materi-materi keislaman, tidak berhubungan secara otomatis dengan pendalaman dan perluasan substansial kajian Islam itu sendiri. Kita merasakan, terdapat alienasi dan kesenjangan antara kajian Islam dan pemikiran Islam: kajian keislaman yang berlangsung serentak dan massif di berbagai institusi keislaman di negeri ini, belum benar-benar melahirkan suatu gerakan pemikiran keislaman yang hidup dan berdenyut. Ada kekosongan yang ditinggalkan oleh kajian Islam, atau kesenjangan, yang menganga. Hal itu yang melahirkan krisis yang diam-diam dan barangkali tidak disadari.
Untuk mengeksplorasi praktik kajian Islam hari-hari ini, kita harus kembali meraba-raba dan mendeduksikan beberapa hipotesis tentang kondisi-kondisi kajian Islam yang sedang berkembang dan menunjukkan beberapa tendensinya di negeri ini.

Kajian Islam tanpa Pemikiran Keislaman
  Ada ribuan orang yang meriset Islam dan mengkajinya, dengan segenap metodologi, data, dan temuan faktual yang dihasilkan, namun hanya ada satu Gus Dur, satu Cak Nur, atau satu Natsir, yang tercatat dalam kancah pemikiran keislaman di Indonesia. Ini sebuah ilustrasi kecil, betapa terdapat jarak yang lebar antara produksi “kajian Islam” dan produksi “pemikiran keislaman”, dua hal yang ingin saya bedakan secara terpisah dalam konteks ini.
“Kajian Islam” mungkin saja tengah menunjukkan tren kuantitatif yang menggembirakan, dengan terus tumbuhnya sekolah tinggi atau universitas Islam di penjuru negeri yang memfasilitasi riset-riset spesifik tentang Islam dari berbagai aspek dan dimensinya (dengan kualitas riset yang tentu saja masih terus harus dievaluasi), namun kita meragukan, apakah tren kuantitatif itu benar-benar melahirkan lompatan jauh dalam pemikiran keislaman kita hari ini. Ada satu “ilusi” serius dari fenomena kuantitatif yang mencengangkan ini: dengan melakukan riset ilmiah tentang Islam, kita meyakini bahwa kita telah melewati fase pemikiran keislaman yang baru dan fundamental.




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Doa Untuk Ibu

Kamis, Juli 21, 2011




Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya, atas
didikan mereka padaku dan Pahala yang besar atas
kesayangan yang mereka limpahkan padaku,peliharalah
mereka sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku
jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala kebaikan
mereka dengan perkenan-Mu ya Allah
hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan dengan
kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku memberi
syafa'at untuk mereka,sehingga kami semua berkumpul
bersama dengan santunan-Mu di tempat kediaman
yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu... .

Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha
Agung, serta anugerah yang tak berakhir dan Engkaulah
yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.

Amin Ya Rabbul Alamin..


Marilah kita kenangkan dosa kita kepada orang tua kita. Siapa tahu
hidup kita dirundung nestapa kerana kedurhakaan kita. Kerana kita
menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya,
keringatnya. Istighfarlah, Istighfarlah. ..
Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orang tuanya. 
Atau kata-katanya sering mengguris hatinya, atau yang jarang
memperdulikan dan mendoakannya. 
Percayalah bahawa anak yang derhaka siksanya didahulukan didunia ini.
Ayah... Ibu ampunkanlah dosa-dosa anakmu...



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Aku


AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

SMS Ramadhan

Rabu, Juli 20, 2011

Di sini bingung
Di sana bingung
Bila hidup tanpa pedoman
Bulan Ramadhan kita jadikan
tempat diri perteguh iman
tak lupa salahku mohon dimaafkan

Dari dulu ingin minta maaf padamu
Tapi diriku terlalu malu
Hari ini keberanikan diri memintamu
menjelang puasa kau berikan maafmu

Antara surga dan neraka
Antara pahala dan dosa
Antara bahagia dan gelisah
Pilih yang pertama agar bahagia
Tak lupa puasa kala Ramadhan tiba
Maafkan segala dosaku sebelum puasa

Kalau maaf itu hujan
Aku adalah padi yang kekeringan
Kalau maafmu boleh kuminta
Curahkan padaku di bulan puasa

Takut dihina telah mencegahku
Memohon maaf atas kesalahanku
Bulan puasa yang penuh rahmat
mendorongku padamu meminta maaf

Andai masih takut kehujanan
Juga takut panasnya siang
Mengapa tidak takut balasan
bila puasa sengaja diabaikan



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Dalail

Selasa, Juli 19, 2011

Praktik Bid’ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat

  Para sahabat sering melakukan perbuatan yang bisa digolongkan ke dalam bid’ah hasanah atau perbuatan baru yang terpuji yang sesuai dengan cakupan sabda Rasulullah SAW:


   Siapa yang memberikan contoh perbuatan baik dalam Islam maka ia akan mendapatkan pahala orang yang turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikit pun. (HR Muslim)
Karena itu, apa yang dilakukan para sahabat memiliki landasan hukum dalam syariat. Di antara bid’ah terpuji itu adalah:

a. Apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar ibn Khattab ketika mengumpulkan semua umat Islam untuk mendirikan shalat tarawih berjamaah. Tatkala Sayyidina Umar melihat orang-orang itu berkumpul untuk shalat tarawih berjamaah, dia berkata: “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”.
Ibn Rajar al- Asqalani dalam Fathul Bari ketika menjelaskan pernyataan Sayyidina Umar ibn Khattab “Sebaik-baik bid’ah adalah ini” mengatakan:
“Pada mulanya, bid’ah dipahami sebagai perbuatan yang tidak memiliki contoh sebelumnya. Dalam pengertian syar’i, bid’ah adalah lawan kata dari sunnah. Oleh karena itu, bid’ah itu tercela. Padahal sebenarnya, jika bid’ah itu sesuai dengan syariat maka ia menjadi bid’ah yang terpuji. Sebaliknya, jika bidطah itu bertentangan dengan syariat, maka ia tercela. Sedangkan jika tidak termasuk ke dalam itu semua, maka hukumnya adalah mubah: boleh-boleh saja dikerjakan. Singkat kata, hukum bid’ah terbagi sesuai dengan lima hukum yang terdapat dalam Islam”.
b. Pembukuan Al-Qur’an pada masa Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq atas usul Sayyidina Umar ibn Khattab yang kisahnya sangat terkenal.
Dengan demikian, pendapat orang yang mengatakan bahwa segala perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah adalah haram merupakan pendapat yang keliru. Karena di antara perbuatan-perbuatan tersebut ada yang jelek secara syariat dan dihukumi sebagai perbuatan yang diharamkan atau dibenci (makruh).
Ada juga yang baik menurut agama dan hukumnya menjadi wajib atau sunat. Jika bukan demikian, niscaya apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar sebagai­mana yang telah dituliskan di atas merupakan perbuatan haram. Dengan demikian, kita bisa mengetahui letak kesalahan pendapat tersebut.
c. Sayyidina Utsman ibn Affan menambah adzan untuk hari Jumat menjadi dua kali. Imam Bukhari meriwatkan kisah tersebut dalam kitab Shahih-­nya bahwa penambahan adzan tersebut karena umat Islam semakin banyak. Selain itu, Sayyidina Utsman juga memerintahkan untuk mengumandangkan iqamat di atas az-Zawra’, yaitu sebuah bangunan yang berada di pasar Madinah.

  Jika demikian, apakah bisa dibenarkan kita mengatakan bahwa Sayyidina Utsman ibn Affan yang melakukan hal tersebut atas persetujuan seluruh sahabat sebagai orang yang berbuat bid’ah dan sesat? Apakah para sahabat yang menyetu­juinya juga dianggap pelaku bid’ah dan sesat?
  Di antara contoh bid’ah terpuji adalah mendirikan shalat tahajud berjamaah pada setiap malam selama bulan Ramadhan di Mekkah dan Madinah, mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat tarawih dan lain-lain. Semua perbuatan itu bisa dianalogikan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan syarat semua perbuatan itu tidak diboncengi perbuatan-perbuatan yang diharamkan atau pun dilarang oleh agama. Sebaliknya, perbuatan itu harus mengandung perkara-perkara baik seperti mengingat Allah dan hal-hal mubah.
  Jika kita menerima pendapat orang-orang yang menganggap semua bid’ah adalah sesat, seharusnya kita juga konsekuen dengan tidak menerima pembukuan Al-Qur’an dalam satu mushaf, tidak melaksanakan shalat tarawih berjamaah dan mengharamkan adzan dua kali pada hari Jumat serta menganggap semua sahabat tersebut sebagai orang-­orang yang berbuat bid’ah dan sesat.

Perbuatan Baru yang Dilakukan Sahabat pada Zaman Nabi SAW
  Ada beberapa kebiasan yang dilakukan para sahabat berdasarkan ijtihad mereka sendiri, dan kebiasaan itu mendapat sambutan baik dari Rasulullah SAW. Bahkan pelakunya diberi kabar gembira akan masuk surga, mendapatkan rida Allah, diangkat derajatnya oleh Allah, atau dibukakan pintu-pintu langit untuknya.
  Misalnya, sebagaimana digambarkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, perbuatan sahabat Bilal yang selalu melakukan shalat dua rakaat setelah bersuci. Perbuatan ini disetujui oleh Rasulullah SAW dan pelakunya diberi kabar gembira sebagai orang-­orang yang lebih dahulu masuk surga.
  Contoh lain adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang sahabat Khubaib yang melakukan shalat dua rakaat sebelum beliau dihukum mati oleh kaum kafir Quraisy. Kemudian tradisi ini disetujui oleh Rasulullah SAW setahun setelah meninggalnya.
Selain itu, sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rifa’ah ibn Rafi’ bahwa seorang sahabat berkata: “Rabbana lakal hamdu” (Wahai Tuhanku, untuk-Mu segala puja-puji), setelah bangkit dari ruku’ dan berkata “Sami’allahu liman hamidah” (Semoga Allah mendengar siapapun yang memuji­Nya). Maka sahabat tersebut diberi kabar gembira oleh Rasulullah SAW.
  Demikian juga, sebuah hadis yang diriwayatkan dalam Mushannaf Abdur Razaq dan Imam An-Nasa’i dari Ibn Umar bahwa seorang sahabat memasuki masjid di saat ada shalat jamaah. Ketika dia bergabung ke dalam shaf orang yang shalat, sahabat itu berkata: “Allahu Akbar kabira wal hamdulillah katsira wa subhanallahi bukratan wa ashilan” (Allah Mahabesar sebesar-besarnya, dan segala puji hanya bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang). Maka Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada sahabat tersebut bahwa pintu­pintu langit telah dibukakan untuknya.
  Hadis lain yang diriwayatkan oleh At- Tirmidzi bahwa Rifa’ah ibn Rafi’ bersin saat shalat, kemudian berkata: “Alhamdulillahi katsiran thayyiban mubarakan ‘alayhi kama yuhibbu rabbuna wa yardha” (Segala puji bagi Allah, sebagaimana yang disenangi dan diridai-Nya). Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda: “Ada lebih dari tiga puluh malaikat berlomba-lomba, siapa di antara mereka yang beruntung ditu­gaskan untuk mengangkat perkataannya itu ke langit.”
  Demikian juga hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam An-Nasa’i dari beberapa sahabat yang duduk berzikir kepada Allah. Mereka mengungkapkan puji-pujian sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena diberi hidayah masuk Islam, sebagaimana mereka dianugerahi nikmat yang sangat besar berupa kebersamaan dengan Rasulullah SAW. Melihat tindakan mereka, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Jibril telah memberitahuku bahwa Allah sekarang sedang berbangga-bangga dengan mereka di hadapan para malaikat.”
  Dari tindakan Rasulullah SAW yang menerima perbuatan para sahabat tersebut, kita bisa menarik banyak pelajaran sebagai berikut:

1. Rasulullah SAW tidak akan menolak tindakan yang dibenarkan syariat selama para pelakunya berbuat sesuai dengan pranata sosial yang berlaku dan membawa manfaat umum. Dengan demikian, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt yang bisa dilakukan kapan saja, baik di malam maupun siang. Perbuatan ini tidak bisa disebut sebagai perbuatan yang makruh, apalagi bid’ah yang sesat.
2. Orang Islam tidak dipersoalkan karena perbuatan ibadah yang bersifat mutlak, yang tidak ditentukan waktunya dan tempatnya oleh syariat. Terbukti bahwa Rasulu1lah SAW telah membolehkan Bilal untuk melakukan shalat setiap selesai bersuci, sebagaimana menerima perbuatan Khubaib yang shalat dua rakaat sebelum menjalani hukuman mati di tangan kaum kafir Quraisy.
3. Tindakan Nabi SAW yang membolehkan bacaan doa-doa waktu shalat, dan redaksinya dibuat sendiri oleh para shahabat, atau juga tindakan beliau yang membolehkan dikhususkannya bacaan surat-surat tertentu yang tidak secara rutin dibaca oleh beliau pada waktu shalat, tahajjud, juga doa-­doa tambahan lain. Itu menunjukkan bahwa semua perbuatan tersebut bukanlah bid’ah menurut syariat. Juga tidak bisa disebut sebagai bid’ah jika ada yang berdoa pada waktu-waktu yang mustajabah, seperti setelah shalat lima waktu, setelah adzan, setelah merapatkan barisan (dalam perang), saat turunnya hujan, dan waktu-waktu mustajabah lainnya. Begitu juga doa-doa dan puji­-pujian yang disusun oleh para ulama dan orang­ orang shalih tidak. bisa disebut sebagai bid’ah. Begitu juga zikir-zikir yang kemudian dibaca secara rutin selama isinya masih bisa dibenarkan oleh syariat.
4. Dari persetujuan Nabi SAW terhadap tindakan beberapa sahabat yang berkumpul di masjid untuk berzikir dan menyukuri nikmat dan kebaikan Al­lah Swt serta untuk membaca Al-Qur’an, dapat disimpulkan bahwa tindakan mereka mendapatkan legitimasi syariat, baik yang dilakukan dengan suara pelan ataupun dengan suara keras tanpa ada perubahan makna dan gangguan. Dan selama tindakan tersebut bersesuaian dengan kebutuhan umum dan tidak ada larangan syariat yang ditegaskan terhadapnya, maka perbuatan tersebut termasuk bentuk mendekatkan diri kepada Allah, dan bukan termasuk bid’ah menurut syariat.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Ibu - Iwan Fals


Menitiskan air mata tiap kali denger lagu ini.

IBUUUUUU...
Forgive me mom i've not been realize that. but insyaAllah i'm promise.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

stranger by the day

 
Snow is falling from the sky in the middle of July
Sun was shining in my eyes again last night
Alarm goes off without a sound
The silence is so loud, something isn't right

Footsteps echo down the hall, no one's there at all
Dial your number but your voice says, "I'm not home"
Everything is inside out, I don't know what it's about

It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day

Goin' for a walk outside to see what I can find
No reflections in the windows I pass by
It feels hotter in the shade, water's runnin' up the drain
Something's goin' on

Conversations with a mime stared at by the blind
Imagination must be workin' overtime
The world is upside down, everything is turned around

It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day

By the time I reach your door, I can't take anymore
I just happened to be in your neighborhood
I'm the one who gets surprised
I don't believe my eyes, your alibi's no good

Whatever happened to the world
Whatever happened to the girl, I thought I knew
It just can't be true, I guess I'm losing you, you

Stranger by the day, stranger by the day
It keeps gettin' stranger by the day
Stranger by the day, stranger by the day
Stranger by the day, stranger by the day
Yeah, yeah


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Bryan Adams - Heaven - Acoustic Live



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Tak Selalu Seindah Pelangi

Sore hari di apangan ujung desa. Keriuhan terdengar dari bibir anak-anak yang sedang bermain. Ada yang bermain voli, atau hanya berkejar-kejaran. Dua ekor kerbau dibiarkan saja merumput. Seorang anak mengendap-endap mendekati seekor kerbau. Dan … hap ia berhasil mendarat aman di punggung si kerbau. Si kerbau dengan acuh tak peduli dan meneruskan merumput dengan tenang. Sang surya mulai condong di langit barat. Angin bertiup lembut membawa sekumpulan mendung. Tiba-tiba gerimis hadir. Turun dengan pelan membasahi bumi. Anak-anak tak beranjak pulang. Mereka tetap saja bermain dan malah bersorak saat melihat warna-warni indah muncul di kaki bukit. Semburat bianglala mewarnai angkasa. Penuh warna.
Gerimis berhenti beberapa saat kemudian. Sayangnya ia turut membawa pergi si bianglala. Hilang begitu saja. Seakan-akan ia tak pernah ada. Sorak sorai anak-anak pun berhenti saat ia pergi. Mereka berharap bisa menyaksikan pelangi itu lebih lama tapi ia keburu lenyap saat gerimis mereda.
 

Dalam menjalani hari, tak jarang sesuatu yang tidak diharapkan terjadi itu hadir. Seorang petani yang menabur benih padi di sawah berharap hanya menuai padi saja di akhir musim. Begitu tanaman itu tumbuh, berbagai tanaman lain bermunculan. Meskipun si petani tidak menanamnya. Tapi rumput, semanggi, dan mungkin bahkan enceng ikut meramaikan ladangnya.

Saat rencana untuk bepergian sudah matang, sesuatu terjadi dan menggagalkannya. Tepat di hari-H beberapa peserta tidak bisa hadir. Ada kepentingan lain yang mendadak datang dan tidak bisa dihindari. Kekecewaan menyebar saat acara tak terlaksana. Di waktu yang berbeda, sekelompok anak berjanji untuk bertemu. Tempat dan hari sudah disepakati. Tapi ternyata apa yang terjadi sama sekali diluar dugaan. Mereka baru bisa bertemu saat sinar merah menerangi langit barat. Saat lampu-lampu taman menyala. Padahal mereka berada di tempat yang sama. Di gedung yang sama. Pada waktu yang sama. Jarak yang memisahkan mereka hanya setinggi 3 m antara lantai 1 ke lantai 2. Tapi begitulah, mereka baru bisa berkumpul saat sepenggal hari hendak berganti.

Sungguh apapun yang terjadi menunjukkan bahwa Alloh itu ada. Ia berkuasa atas segalanya. Dan telah bertindak sekehendak-Nya. Tidak jarang ketentuan-Nya sangat berbeda dengan apa yang kita harapkan. Mengecewakan atau bahkan membuat kita berduka. Tapi saat kita sedih, kecewa, marah, ataupun terluka ketentuan yang telah Alloh tetapkan takkan berubah. Matahari tetap terbit di ufuk timur. Pasang surut air laut tetap terjadi. Hari-hari terus bergulir. Waktu terus berjalan dan tak pernah kembali. Kita tidak bisa menghentikannya sesuai kehendak kita. Meskipun apa yang terjadi tak selalu seindah mimpi. Tak selalu seindah pelangi.

Tapi kita bisa mewarnai hati ini dengan menerima dengan ikhlas dan rela atas ketentuan-Nya itu. Itu akan membantu menyembuhkan segala rasa. Menutup kekecewaan yang ada. Dan bahkan mungkin diantara badai hati kita akan muncul seberkas pelangi yang indah di sana. Bagaimanapun kita hanyalah hamba dan Allohlah yang berkuasa.
Ditulis saat Hati sedang gerimis



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

This is My Scoopy



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Mengungkap the Da Vinci Code


The Da Vinci Code merupakan salah satu buku novel yang terlaris dalam dekade ini. Di dalam jangka waktu tiga tahun, sejak diterbitkan pada tahun 2003, di seluruh dunia buku ini telah terjual lebih dari 40 juta eksemplar! Untuk memahami kelarisan dari buku novel tulisan Dan Brown ini coba bayangkan bila jumlah tersebut didistribusikan di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut sama dengan bahwa setiap rumah tangga di Indonesia, yang banyaknya sekitar 40 juta keluarga masing-masing memiliki sebuat buku tersebut.

Buku yang sangat laris ini tentu dapat membawa dampak terhadap pola pikir masyarakat, dampak yang diharapkan secara jelas dituliskan pada sampul depan edisi bahasa Indonesianya, yaitu “memukau nalar, mengguncangkan iman!” Dampak yang di dalam edisi bahasa Inggrisnya tidak dicantuimkan ini dapat semakin membesar dengan diangkatnya buku tersebut ke layar lebar. Film yang dibintangi oleh Tom Hanks, seorang aktor Hollywood yang sangat terkenal, ini diluncurkan secara serempak di seluruh duinia pada tanggal 19 Mei 2006.


Hujatan terhadap pokok-pokok iman Kristiani

Harapan untuk mengguncangkan iman tersebut adalah karena buku novel yang dalam edisi bahasa Indonesianya setebal 624 halaman ini secara terang-terangan berisi hujatan terhadap pokok-pokok iman Kristiani. Hujatan tersebut antara lain dengan menegahkan pandangan si penulis bahwa:

  1. Yesus bukanlah Tuhan namun adalah seorang manusia biasa. Kaisar Konstantin dari kerajaan Romawilah yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan melalui konsili Nicea pada tahun 325 demi kepentingan politiknya.
  2. Kitab Prerjanjian Baru yang digunakan oleh orang Kristen saat ini adalah himpunan dari kitab-kitab yang disusun oleh Kaisar Konstantin melalui konsili Nicea. Sedangkan kittab-kitab suci yang benar, yaitu yang digunakan oleh para pengikut Yesus yang asli, justru telah dibakar berdasarkan keputusan konsili tersebut sebab kitab-kitab tersebut berisi ‘kebenaran’ yang sesungguhnya, yaitu bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa dan bukan Tuhan.
  3. Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan memiliki seorang putri. Maria terpaksa harus mengungsi ke Perancis, berlindung di antara masyarakat Yahudi dan melahirkan anaknya di sana. Hal ini antara lain dikarenakan rasul Petrus merasa cemburu sebab Maria Magdalena, sebagai seorang perempuan, telah dipilih oleh Yesis untuk menjadi kepala gereja.

Untuk mengemukakan hujatannya tersebut sang penulis dengan sangat licin telah memadukan:
  1. Cerita-cerita khayalan, fiksi
  2. Fakta-fakta sejarah
  3. Data yang titak akurat dan tafsiran yang melenceng terhadap beberapa fakta sejarah
  4. Keyakinan teologisnya yang bersifat anti Kristen

Karena keempat hal tersebut dijalin secara rapi di dalam sebuah tulisan yang rancak dan dengan setting cerita thriller yang menarik, menegangkan serta penuh kejutan, maka dengan mudah orang terhanyut di dalam alur cerita tanpa lagi dapat membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi. Akibatnya bagi orang yang tidak mengerti sejarah gereja dengan mudah akan terperangkap ke dalam jerat keyakinan teologis sang penulis. Bahkan lebih jauh lagi, orang dapat terbawa kepada ajaran sang penulis yang mendukung ajaran-ajaran kafir, seperti memandang hubungan seksual bebas sebagai sarana untuk berhubungan dengan Tuhan.


Ringkasan plot cerita

Buku ini diawali dengan kisah pembunuhan terhadap seorang kurator, atau ahli benda-benda seni, dari sebuah museum terkenal di kota Paris, Museum Louvre. Kurator yang bernama Jacques Sauniere ini dibunuh di dalam Museum Louvre oleh seorang biarawan yang bernama Silas.

Biarawan yang berkulit albino ini membunuh Jacques demi mendapatkan rahasia tentang batu kunci Priory of Sion. Bagi Silas batu kunci ini sangat penting karena memuat informasi tentang letak dari Cawan Kudus (Holy Grail), yaitu cawan yang digunakan oleh Yesus dalam perjamuan kudus bersama dengan para murid-Nya. Sebelum meninggal Jacqes sempat memberikan beberapa petunjuk sandi yang mengakibatkan Robert Landon, seorang ahli ilmu simbol dari Harvard University terlibat di dalam lika-liku penyelidikan tentang rahasia kematiannya.

Di dalam melakukan penyelidikan Robert Landon bekerjasama dengan Sophie Neveu, cucu perempuan dari Jacques Sauniere, yang adalah seorang ahli ilmu sandi pemerintah Perancis. Sementara berusaha memecahkan sandi-sandi yang ditinggalkan oleh Jacques, mereka berdua harus terus-menerus melarikan diri dari kejaran Kapten Bezu Fache, seorang polisi penyelidik kriminal Perancis dan Silas, biarawan albino pembunuh Jacques. Kapten Bezu berusaha untuk menangkap mereka berdua karena ingin menangkap si pembunuh Jacques. Sedangkan Silas, yang adalah seorang anggota dari Opus Dei, sebuah organisasi rahasia Gereja Katolik, berusaha untuk menangkap mereka karena ditugaskan oleh pemimpin Opus Dei untuk menyelamatkan Gereja Katolik dari kehancuran.

Di pertengahan cerita Robert Landon dan Sophie Neveu berjumpa dengan Sir Leigh Teabing, seorang pakar dan ilmuwan tentang rahasia Cawan Kudus. Ia memaparkan kepada Sophie tentang pelbagai “rahasia gereja”, antara lain bahwa Yesus sesungguhnya adalah seorang manusia biasa yang menikah dengan Maria Magdalena. Demi kepentingan politiknya maka Kaisar Konstantin yang Agung dari kerajaan Romawi telah menetapkan Yesus sebagai Tuhan melalui sebuah sidang gereja, atau konsili, yang diselenggarakan di kota Nicea pada tahhun 325. di dalam konsili tersebut semua kitab-kitab suci yang benar, yang menyatakan bahwa Yesus adalah manusia biasa, dilarang dan dibakar. Sedangkan para pengikut Yesus yang asli, yaitu mereka yang tidak mempercayai ketuhanan Yesus ditetapkan sebagai kaum bidat, atau heretic, yang harus dimusnahkan.

Lebih jauh lagi Teabing menjelaskan bahwa Leonardo Da Vinci, yang adalah seorang anggota serikat rahasia Priory of Sion mengetahui rahasia tentang pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena tersebut melalui lukisannya yang sangat terkenal, yaitu The Last Supper, Perjamuan Malam yang Terakhir, di mana ia melukiskan suasana perjamuan Paskah sebelum Yesus ditangkap. Di dalam lukisan tersebut ia menyembunyikan beberapa kode yang menunjukkan bahwa Maria Magdalena adalah istri dari Yesus.

Kode-kode tersebut antara lain adalah tidak adanya gambar Cawan Suci pada lukisan tersebut. Gambar orang yang duduk di sebelah kanan Yesus, yang diyakini para ahli sejarah seni sebagai gambar dari rasul Yohanes, sesungguhnya adalah gambar seorang wanita, yaitu Maria Magdalena. Posisi tubuh Yesus dengan Maria Magdalena di dalam lukisan tersebut membentuk huruf V, supaya orang yang mencari-cari gambar Cawan Suci akan menangkap kode huruf V ini dan mengetahui bahwa sesungguhnya Maria Magdalenalah Sang Cawan Suci yang sedang mereka cari.

Teabing menjelaskan kepada Sophie bahwa huruf V merupakan simbol dari cawan yang juga merupakan simbol dari seorang perempuan. Itu sebabnya mengapa Leonardo memakai Cawan Suci sebagai kode utamanya karena ia ingin memberitahu bahwa antara Yesus dan orang yang duduk di sebelah kanan-Nya, yaitu Maria Magdalena, telah terjadi perkawinan. Ia juga ingin memberitahukan betapa bencinya rasul Petrus kepada Maria Magdalena, sebab Maria telah dipercaya oleh Yesus untuk memimpin geereja. Kebencian tersebut, kata Teabing, digambarkan dalam lukisan tersebut melalui wajah Petrus yang penuh amarah sementara jari tangannya diarahkan ke leher Maria Magdalena.

Di dalam ceramahnya Teabing juga menjelaskan bahwa Gereja Katolik melalui perangkat-perangkat rahasianya telah melakukan suatu konspirasi untuk menutupi fakta dari Yesus yang sesungguhnya, yaitu sebagai manusia biasa. Ia mengatakan bahwa sebenarnya Vatikan mengatahui kebohongan tentang ajaran Yesus sebagai Tuhan, namun mereka menyembunyikan hal tersebut demi mempertahankan kekuasaan gereja.

Kejutan di akhir cerita adalah saat terungkap bahwa ternyata justru Teabinglah tokoh kunci yang secara rahasia mendalangi pencarian batu kunci Priory of Sion yang mengakibatkan terbunuhnya Jacques Sauniere. Di samping itu juga terungkap bahwa Sophie Nevue adalah keturunan dari Maria Magdalena dari perkawinannya dengan Yesus.


Fakta dan Fiksi

Seperti yang saya kemukakan di atas, Dan Brown, penulis novel The Da Vinci Code, dengan sangat licin telah menjalin antara beberapa fakta dan fiksi, atau kisah khayal, secara sedemikian rupa sehingga orang yang tidak mengerti sejarah gereja tidak akan dapat membedakan bagian mana yang merupakan fakta dan yang merupakan fiksi. Akibatnya pembaca buku tersebut dapat menanggap bagian-bagian fiksi sebagai fakta. Tujuannya adalah, sama seperti kalimat pada sampul edisi bahasa Indonesianya, agar mereka akan terpukau nalarnya dan terguncang imannya.

Pelbagai fakta yang disisipkan oleh Dan Brown dalam novel fiksinya ini antara lain adalah:
  1. Detil dari ruangan museum Louvre, tempat di mana kisah dalam novelnya dimulai, dan detil dari kapel Rosslyn di Skotlandia yang di dalam novel tersebut dikatakan sebagai tempat disimpannya cawan yang digunakan oleh Yesus dalam perjamuan malam terakhir bersama pada murid-Nya.
  2. Penyelenggaraan konsili Nicea yang dilaksanakan atas permintaan Kaisar Konstantin di mana antara lain ditetapkan bahwa para pengikut Arius yang tidak mempercayai keilahian Yesus sebagai bidat.
  3. Kedangkalan kekristenan Kaisar Konstantin, sehingga misalkan ia hanya mau dibaptis menjelang saat kematiannya, dan diserapnya beberapa praktika agama kafir ke dalam kehidupan gereka khususnya sejak Kaisar Konstantin mengeluarkan etik toleransi pada tahun 313. Etik toleransi ini memang di satu sisi bersifat positif bagi orang Kristen karena penganiayaan terhadap mereka dihentikan, namun di sisi lain bersisi negatif sebab telah mengakibatkan gereja mengalami kemerosotan spiritual sehingga terjerumus ke dalam abad-abad kegelapan.
  4. Sebagaimana detil dari lukisan The Last Supper yang merupakan karya dari Leonardo Da Vinci yang ia lukiskan pada dinding gereja Santa Maria delle Grazie di kota Milan, Italia, pada tahun 1495 dan terselesaikan pada tahun 1498.
  5. Keberadaan dari serikat Priory of Sion dan Opus Dei yang memang merupakan lembaga-lembaga yang merupakan organisasi di dalam lingkup Gereja Katolik. Hanya saja perlu dicatat bahwa lembaga-lembaga tersebut didirikan bukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan rahasia seperti yang dituliskan oleh Dan Brown.

Di luar fakta-fakta tersebut  bagian yang lain dari buku tersebut hanyalah berisi fiksi, alias khayalan dari Dan Brown sendiri, serta data-data yang tidak akurat dan tafsiran yang melenceng dari fakta-fakta yang sesungguhnya. Namun seperti yang telah saya sampaikan di atas, karena Dan Brown menyajikan semua hal tersebut dengan gaya bahasa yang meyakinkan, maka orang yang tidak menggunakan nalarnya secara kritis akan menganggap bahwa fiksi, data yang tidak akurat dan tafsir yang melenceng tadi juga merupakan fakta-fakta yang benar. Akibatnya dengan mudah mereka terperangkap ke dalam alur pikir Sophie, tokoh dalam novel ini, saat ia terpengaruh oleh ceramah Leigh Teabing, yang sesungguhnya adalah indoktrinasi Dan Brown dalam menghujat Tuhan.

Sebaliknya apabila data-data yang tidak akurat dam tafsir yang melenceng tersebut diungkapkan, dan pada saat yang sama beberapa bagian fiksi dalam buku tersebut ditunjukkan, maka dengan mudah orang yang berpikiran jernih dan obyektif akan dapat melihat kelicinan dan kesalahan dari pandangan Dan Brown dan sekaligus akan melihat kebenaran pokok-pokok iman Kristiani.
Benarkah Konsili Nicea yang mengangkat Yesus sebagai Tuhan?

Jauh sebelum Konsili Nicea yang diselenggarakan pada tahun 325, gereja pada zaman para rasul, atau gereja mula-mula, telah mengajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Ajaran ini selaras dengan apa yang disampaikan Yesus Kristus sendiri tentang diri-Nya kepada para murid-Nya, misalkan seperti yang dicatat di dalam Injil Matiius 16:13-20.

Beberapa bukti dari keyakinan gereja mula-mula ini dapat dilihat antara lain di dalam kitab Didache, yang ditulis sebelum tahun 100. Di dalam buku yang pada intinya berisi ajaran tentang praktika ibadah Kristiani ini secara jelas dituliskan pokok iman Kristiani, yaitu bahwa Yesus adalah Tuhan. Contoh yang lain adalah tulisan-tulisan dari Yustinus Martir, bapa gereja dan apologet terkemuka pada awal abad kedua. Di dalam tulisannya yang dua abad sebelum, Konsili Nicea tersebut Yustinus telah menegaskan keilahian dari Yesus Kristus.

Bukti yang lain adalah ajaran dari Irenaeus, uskup dari Lungdunum yang sangat terpandang pada awal abad kedua, yang mengacu kepada tulisan dalam 1 Korintus 8:6, yang berbunyi: “Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus.”

Dengan kata lain, ajaran bahwa Yesus adalah Tuhan sama sekali bukanlah ide dari Kaisar Konstantin yang dalam agenda politiknya bermaksud untuk menyatukan kaum kafir dengan pemeluk agama Kristen di negara Romawi dengan mencampurkan ajaran kafir dan Kristen melalui konsili Nicea.

Memang benar di dalam konsili tersebut dirumuskan syahadat, kredo atau pengakuan iman Kristiani, namun isi pengakuan iman tersebut bukanlah pemasukan ajaran-ajaran baru yang bersumber dari ajaran kafir ke dalam ajaran Kristiani. Kredo yang dirumuskan di sana merupakan penegasan dari inti ajaran Kristiani yang sudah ada tiga abad sebelumnya. Penegasan ini dinilai perlu untuk dirumuskan karena pada masa itu muncul suatu ajaran baru yang dikembangkan oleh Arius, seorang teolog dari Aleksandria, sebuah kota di Mesir, yang menyangkali keilahian Yesus.

Dan Brown melalui mulut tokoh yang ia ciptakan, Teabing, berkata bahwa di dalam Konsili Nicea telah dilakukan voting, pengambilan suara, untuk menentukan apakah Yesus adalah Tuhan atau manusia. Ia mengatakan bahwa voting tersebut menghasilkan suara yang hampir seimbang di antara pendukung dan penentang ajaran Yesus sebagai Tuhan. Di dalam realita sejarah, saat dilakukan pemungutan suara, dari ketiga ratus uskup yang menghadiri konsili tersebut hanya dua orang saja yang menentang keilahian Yesus. Sungguh jauh dari apa yang disebut oleh Dan Brown sebagai suara hampir seimbang! Padahal kebanyakan dari para uskup yang hadir berasal dari wilayah Timur, daerah tempat di mana Arius menyebarkan ajarannya.


Benarkah Kaisar Konstantin yang menyusun kitab-kitab Perjanjian Baru melalui Konsili Nicea?

Dan Brown sangat benar saat ia menulis bahwa “Alkitab tidak datang dengan cara difaks dari surga.” Sebab memang kekristenan tidak pernah mengajarkan bahwa setiap kata dan kalimat di dalam Alkitab didikte dari surga kepada para penulisnya sama seperti seorang manager yang mendiktekan surat untuk diketik oleh sekertarisnya di kantor. Tetapi Dan Brown sangat keliru saat mengatakan bahwa Konstantinlah yang menyusun dan memilih kitab Injil mana yang boleh dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru melalui Konsili Nicea. Ia menulis bahwa Konstantin telah memilih kitab-kitab yang membuat Yesus seakan adalah Tuhan, sedangkan semua kitab Injil yang berbicara tentang segala perilaku manusiawi Yesus dikumpulkan lalu dibakar.

Kekeliruan Dan Brown ini adalah karena ia menyembunyikan fakta sejarah bahwa sesungguhnya daftar yang baku, atau kanon, dari kitab-kitab Perjanjian Baru sudah tersusun dua abad sebelum Konsili Nicea. Salah satu kanon yang paling terkenal adalah kanon Muratorian yang disusun pada tahun 190. Di dalam kanon ini dicantumkan dua puluh sembilan kitab dan surat Perjanjian Baru, dua puluh tujuh kitab di antaranya sama persis dengan kanon Kitab Perjanjian Baru yang ada saat ini, dengan dua tambahan yaitu kitab Wahyu kepada Petrus dan kitab Hikmat Salomo. Pada masa berikutnya para bapa gereja mengeluarkan kedua kitab tersebut dari kanon Perjanjian Baru karena dipandang isinya tidak setara dengan kitab-kitab kanonik. Kanon yang lain adalah tulisan dari Irenaeus pada awal abad kedua yang mendaftarkan keempat Injil dalam Perjanjian Baru yang ada sekarang sebagai kitab suci.

Yang benar, di dalam Konsili Nicea tidak disusun kanon Perjanjian Baru, tetapi diperdebatkan keabsahan dari beberapa kitab yang ada di dalam kanon Perjanjian Baru, khususnya yaitu kitab Ibrani dan Wahyu. Alasan perdebatan tersebut adalah karena di dalam kedua kitab tersebut tidak dicantumkan nama sang penulis kitab secara eksplisit seperti yang ada pada kitab-kitab Perjanjian Baru yang lainnya. Bagi para pemimpin gereja di abad mula-mula kejelasan nama dari penulis kitab atau surat sangat menentukan demi memastikan kekokohan dari kanon.

Lebih lanjut Dan Brown mengatakan bahwa kumpulan kitab-kitab Injil yang sejati yang coba dimusnahkan oleh Kaisar Konstantin ada yang berhasil diselamatkan. Kumpulan tersebut ditemukan kembali di gua Qumran dekat Laut Mati pada tahun 1950-an, yaitu Dead Sea Scrolls, dan gulungan kitab di Nag Hammadi pada tahun 1945. Memang benar di kedua tempat tersebut telah ditemukan gulungan-gulungan kitab seperti yang ia tulis, namun adalah suatu kesalahan besar bila dikatakan bahwa gulungan-gulungan tersebut berisi kitab Injil yang sejati!

Dead Sea Scrools sama sekali tidak berisi sepotongpun kitab yang disebut sebagai Injil. Sebaliknya Dead Sea Scrools berisi fragmen-fragmen dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang isinya sangat persis dengan kitab Perjanjian Lama yang ada saat ini. Hal ini justru membuktikan keakuratan isi kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab. Di samping fragmen-fragmen tersebut, di dalam Dead Sea Scrolls juga ditemukan catatan-catatan tentang aturan kehidupan kaum petapa Essenes, suatu kelompok agama Yahudi sebelum masa agama Kristen.

Sedangkan isi kitab-kitab di dalam gulungan Nag Hammadi sangat jauh untuk dapat dikatakan sebagai Injil yang sejati. Kitab-kitab tersebut disebut sebagai kitab Gnostik, Gnostik adalah aliran kebatinan yang mulai muncul di gereja sejak awal abad kedua. Kitab-kitab dalam gulungan Nag Hammadi tersebut ditulis oleh pengikut aliran ini pada akhir abad kedua sampai dengan abad kelima, bukan pada zaman para rasul! Kitab-kitab tersebut berisi dongeng dan mitos khas kaum Gnostik, mutu etikanya kelewat sangat rendah dan sangat bertentangan dengan doktrin Perjanjian Lama tentang pribadi Allah sebagai Pencipta Langit dan Bumi, sehingga oleh gereja mula-mula sama sekali tidak dipandang sebagai kitab yang suci.


Benarkah Yesus menikah dengan Maria Magdalena?

Kesimpulan dari Dan Brown ini tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat, sebab tidak ada satupun naskah pada zaman para rasul dan bapa-bapa gereja yang mencatat bahwa Yesus pernah menikah. Untuk mendukung pernyataannya tersebut Dan Brown telah menggunakan tiga “bukti”. Namun bila kita menelitu tiga “bukti” yang dipakai oleh Dan Brown dengan mudah kita dapat melihat bahwa kesimpulan yang ia buat adalah kesimpulan yang gegabah.

Bukti pertama yang digunakan oleh Dan Brown adalah lukisan The Last Supper karya Leonardo Da Vinci. Tanpa dasar yang kelas ia mengatakan bahwa gambar orang yang berwajah halus, sehingga mirip seorang wanita, yang sedang duduk di sebelah kanan Yesus di dalam lukisan tersebut adalah Maria Magdalena! Lebih jauh lagi untuk membuktikan pendapatnya bahwa Yesus telah menikahi “Maria Magdalena” tersebut, Dan Brown telah menggunakan metode otak-atik gathuk, suatu istilah bahasa Jawa yang berarti “diotak-atik supaya jadi cocok”. Dalam hal ini ia mengotak-atik detil di dalam lukisan tersebut sedemikian rupa supaya cocok untuk mendukung pernyataannya. Hanya saja ia tidak menyebutkan suatu fakta dalam dunia seni bahwa para pelukis abad pertengahan, yaitu zaman di mana Leonardo da Vinvi hidup, sering melukiskan seorang pria yang masih berusia belia dengan wajah kewanita-wanitaan. Hal yang sama pulalah yang dilakukan oleh Leonardo Da Vinci saat melukiskan wajah Yohanes, murid termuda dari Yesus Kristus di dalam lukisannya The Last Supper di atas.

Bukti yang kedua yang ia gunakan adalah pendapatnya bahwa dalam kepantasan sosial pada zaman Yesus Kristus adalah terlarang bagi seorang lelaki Yahudi untuk tidak menikah. Menurut dia, dalam adat Yahudi tidak menikah itu adalah hal yang terkutuk. Jelas pernyataan ini sama sekali tidak berdasar, sebab merupakan fakta sejarah bahwa ada banyak pria Yahudi pada zaman itu yang menjadi nazir, yang karena alasan keyakinan keagamaan ada di antara mereka yang tidak menikah. Sebagai contoh adalah kaum Essenes yang menyimpan gulungan kitab Dead Sea Scrolls di atas. Di samping itu merupakan suatu fakta pula bahwa orang Yahudi sangat menghormati tokoh-tokoh di dalam Perjanjian Lama yang tidak menikah, seperti nabi Daniel, yang adalah seorang sida-sida Yahudi di negara Babilonia.

Bukti ketiga yang ia gunakan adalah Injil Philip yang menyebutkan bahwa Yesus mencintai Maria Magdalena lebih dari pada seluruh murid-Nya dan Yesus sering mencium Maria. Patut diketahui bahwa yang disebut sebagai Injil Philip sesungguhnya sama sekali bukan kitab Injil, melainkan sebuah kitab Gnostik yang ditulis sekitar pada abad ketiga. Kitab ini disebut sebagai Injil Philip bukan karena ia ditulis oleh Rasul Filipus, tetapi karena di dalam kitab Gnostik tersebut tidak disinggung nama rasul-rasul Tuhan Yesus yang lain, kecuali hanya nama Rasul Filipus. Dan Brown juga tidak menyebutkan bahwa Injil Philip yang ditemukan dalam gulungan Nag Hammadi tersebut tidak ditulis di dalam bahasa Yunani ataupun berlatar belakang bahasa Yunani sebagaimana layaknya kitab-kitab Perjanjian Baru, namun di dalam bahasa Koptik, yaitu bahasa Mesir dan dengan latat belakang bahasa Siria!


Kesimpulan

Sejak dari saat gereja berdii dua ribu tahun yang lampau serangan terhadap pokok-pokok iman Kristiani sudah berlangsung tanpa henti, serangan tersebut baik dari kelompok bidat di dalam gereja sendiri, maupun dari orang-orang yang tidak mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia. Dengan kata lain, hujatan di dalam buku The Da Vinci Code sesungguhnya bukanlah hal yang baru. Hanya saja kali ini hujatan ini menjadi meluas karena ditunjang dengan sistem promosi dan pemasaran yang sangat canggih yang tentu akan mendatangkan keuntungan finansial yang luar biasa besarnya bagi pihak penulis dan penerbit buku ini. Di samping itu juga karena di wilayah-wilayah tertentu di dunia buku ini dipopulerkan oleh pribadi-pribadi yang tidak menginginkan terbangunnya kerukunan umat beragama di tengah masyarakat.

Mengapa orang Kristen tidak menanggapi hujatan di dalam buku The Da Vinci Code dengan amarah yang membabi-buta dan dengan berbuat keonaran? Hal ini bukan karena mayoritas orang Kristen yang terdidik mengetahui sejarah iman mereka, bahwa Yesus memanglah seorang manusia yang karena manuver politik Konstantin telah dijadikan Tuhan, sehingga tidak mampu menjawab hujatan tersebut, seperti yang dikatakan oleh Dan Brown di dalam bukunya. Justru sebaliknya, orang Kristen yang berpikir secara objektif, kristis dan memahami metoda ilmiah yang masuk di nalar serta mengetahui sejarah iman mereka akan dapat melihat bahwa hujatan di dalam novel The Da Vinvi Code dengan tersebut bersifat fitnah yang murahan.

Di samping itu juga karena orang Kristen menghayati firman Tuhan bahwa “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma 12:17-18). Perilaku kasih ini bukanlah tanda kelemahan, justru sebaliknya kemampuan untuk mengendalikan emosi secara dewasa tersebut merupakan bukti dari buah Roh (Galatia 5:22) di dalam kehidupan orang yang hidup di dalam anugerah Tuhan.

Di sisi lain, buku-buku seperti The Da Vinci Code semustinya harus membuat orang Kristen lebih giat lagi membaca serta mempelajari Alkitab, pokok-pokok ajaran iman yang sehat dan sejarah gereja dengan baik. Dengan demikian mereka akan dapat “menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman dan dalam ajaran sehat yang telah mereka ikuti selama ini.” (1 Timotius 4:6), serta mampu menjawab setiap hujatan tersebut sesuai dengan nasihat firman Tuhan: “Dan siap sedialah pada segala waktu untukl memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.” (1 Petrus 3:15-16) 

*Said Van Halan



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
 

Facebook Gue